Router -router pada jaringan RIP membangun routing tablenya berdasarkan pertukaran informasi melalui pengiriman paket update pada tiap selang waktu tertentu (periodic update). Hasil dari pertukaran informasi ini oleh tiap-tiap router dilakukan kalkulasi untuk menetapkan jalur terbaik (the best path) dari suatu alamat network yang mengirimkan paket data ke network tujuan.
Pengertian yang harus diketahui :
- Update Timer : selang waktu paket update yang dikirim secara broadcast oleh suatu router ke router tetangganya.
- Invalid Timer: lamanya waktu sejak suatu router tidak pernah mengirimkan paket update hingga dinyatakan invalid dalam routing table di router tetangganya. Namun informasinya belum dihapus.
- Holddown Timer : Adalah lamanya waktu dimana informasi yang invalid masih disimpan oleh suatu router hingga suatu router dinyatakan valid kembali.
- Flush Timer : Waktu yang diperlukan ketika suatu router menghapus informasi tentang router tetangganya dari routing tablenya sejak dinyatakan invalid.
RIPv2 timers sama dengan RIP V1, mengirimkan periodic updates tiap 30 detik. Default invalid timernya 180 detik (=6 kali periodic update), holddown timernya 180 seconds , dan flush timernya 240 detik (= 8 kali periodic update).
A. Time to convergence
Waktu yang dibutuhkan router untuk :
· Melakukan kalkulasi
· Mengupdate routing tables
· Berbagi informasi
Contohnya EIGRP dan OSPF mempunyai time convergence yang lebih cepat dibandingkan dengan RIP dan IGRP.
B. Scalability
Scalability/ skalabilitas: meningkatkan kinerja dengan menambahkan komputer server atau client dengan mudah tanpa mengganggu kinerja komputer server atau komputer client yang sudah ada lebih dulu.
C. Resource usage
Resource usage adalah setiap orang yang ada dii jaringan dapat menggunakan seluruh program, peralatan dan data tanpa dipengaruhi lokasi sesumber dan pemakai. Contohnya seseorang mengirimkan daftar absen ke perpustakaan dalam bentuk print out dengan langsung mencetaknya di printer perpustakaan dari komputer di kantor akademik bersangkutan.
D. Random jitter
Selain meminimasi delay, masalah utama dalam VoIP ialah bagaimana mengeliminasi jitter / variasi delay. Cara yang digunakan untuk mengeliminasi delay ialah dengan mengumpulkan serta menahan sementara beberapa urutan paket data di buffer hingga paket data terakhir tiba, sehingga dapat dimainkan dalam selang waktu yang tepat. Buffer ini disebut dengan dejitter buffer. Namun hal ini menyebabkan delay tembahan.
Dua hal yang kontradiktif ini menghasilkan berbagai skema untuk mengatur ukuran dejitter buffer agar sesuai dengan besarnya jitter yang akan dihilangkan, yang kualitasnya berubah-ubah sesuai dengan kondisi jaringan.
Dua pendekatan yang digunakan untuk mengatur besar atau kedalamanan dejitter buffer adalah sebagai berikut :
a. Pendekatan pertama ialah mengukur variasi paket dalam dejitter buffer dalam selang waktu tertentu. Sedikit demi sedikit, ukuran buffer disesuaikan dengan hasil perhitungan jitter yang dilakukan. Pendekatan ini cocok digunakan pada jaringan dengan performasi jitter yang konsisten terhadap waktu, seperti misalnya Asynchronous Transfer Mode (ATM).
b. Pendekatan kedua ialah dengan menghitung jumlah paket data yang datang terlambat dan menghitung rasio antara paket ini dengan jumlah paket yang berhasil diproses. Rasio ini digunakan untuk mendapatkan ukuran dejitter buffer dengan tepat. Pendekatan ini cocok untuk jaringan dengan variasi kedatangan paket yang tinggi, seperti misalnya jaringan IP / Internet.
Selain tehnik yang dilakukan diatas, jaringan juga harus dikonfigurasi sedemikian rupa sehingga menghasilkan delay dan jitter yang minimal. Sehingga menghasilkan QoS yang konsisten.
E. Implementation dan Maintence
1. Implementation
Pembangunan jaringan computer harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan sumber daya perusahaan yang ingin mengaplikasikan teknologi ini pada lingkungan kerjanya. Karena itu dibutuhkan perencanaan sebelum membangun sebuah jaringan komputer agar menghasilkan efisiensi sesuai dengan yang diinginkan. Pada tahap Implementation ini meliputi :
a. Pre-Implementation
a. Network System Design & Planning (IT Plan)
b. Network Health Check
c. Disaster Recovery Planning & Design
b. Implementation
a. Implementation of Network System
b. Project Management
2. Maintenance
System Maintenance atau perawatan sistem adalah pelayanan yang diberikan setelah implementasi sistem dilakukan. Sistem maintenance ini diperlukan agar sistem yang telah terpasang dapat selalu bekerja sesuai fungsinya. Sistem yang tidak bekerja sesuai fungsinya dapat mengakibatkan pekerjaan terhambat dan ini berarti kerugian pada sebuah perusahaan. Dengan melakukan sistem maintenance secara berkala maka selain seluruh sistem tetap bekerja sesuai fungsinya, juga kerusakan dapat dicegah dan sistem menjadi lebih awet.
1. Network Maintenance Service
2. Extended Warranty
3. Product Repair
4. Troubleshooting Service
5. Custom Training
6. Outsourcing Service Contract
F. Repeater
Repeater berfungsi untuk menerima sinyal dan meneruskannya kembali dengan kekuatan yang sama pada saat sinyal diterima. Berbeda dengan bridge dapat berfungsi juga sebagai jembatan nalar (logical) seperti pembongkaran dan penyusunan paket, penyelematan, buffering dan lain-lain. Dengan demikian bridge dapat dipakai untuk menghubungkan 2 macam jaringan yang berbeda format paketnya ataupun yang berbeda kecepatan transmisinya. Misal dua kantor menggunakan dua jenis sistem jaringan yang berbeda, yang satu menggunakan sistem ethernet dan yang lainnya menggunakan sistem Arcnet, maka kedua sistem tersebut dapat digabung dengan menggunakan bridge.
0 komentar:
Posting Komentar